Balige, Batak Raya — Donald Lumbanraja, Kepala Desa Pangaloan, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, mengkritik Pemerintah Kabupaten Samosir dalam hal sosialisasi kejuaraan dunia F1 Powerboat (F1H2O) seri Danau Toba yang berlangsung 24-26 Februari 2023 di Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara.
Marco Siringoringo (kiri) dan Donald Lumbanraja diwawancarai Batak Raya di lokasi F1H2O di Danau Toba, Balige, Kabupaten Toba. (Foto: Franki Rajagukguk) |
Menurut dia, sebenarnya tidak sedikit warga Kabupaten Samosir yang ingin berangkat ke Balige untuk menonton lomba perahu supercepat itu. Akan tetapi, mereka kekurangan informasi soal F1H2O, terutama menyangkut rekayasa pengaturan lalu lintas menuju Balige, baik jalur darat maupun transportasi danau, dan Donald sendiri juga mengalaminya.
Donald Lumbanraja datang ke Balige bersama dengan dua warga Samosir, Anju Simbolon serta Marco Siringoringo, dan bertemu dengan Batak Raya pada hari Sabtu kemarin di belakang tribune utama F1H2O di area Lapangan Sisingamangaraja XII. Donald datang dari Nainggolan, Samosir, mengendarai mobil pribadi dan menyeberang dengan kapal feri. Namun, dia tidak menyangka semua kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, dilarang masuk ke Kota Balige dan harus diparkir di Desa Tambunan.
Seandainya saja dia tahu pelarangan tersebut, dia mengatakan tidak akan membawa mobilnya menyeberang dengan feri. Untuk itu, dia menyalahkan Pemkab Samosir yang menurutnya tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat Samosir.
Donald juga mengatakan apabila selama lima tahun ke depan lomba F1 Powerboat masih akan berlangsung di Balige, dia meminta Pemkab Samosir, termasuk Dinas Perhubungan, agar proaktif menyosialisasi semua kegiatan terkait di Danau Toba. “Pemkab harus bisa jemput bola,” katanya, “mana tahu ada yang bisa disinergikan dengan pengusaha-pengusaha di Samosir, misalnya pengusaha kapal.”
Menurut dia, F1H2O di Balige akan meningkatkan pariwisata Danau Toba di kancah internasional, dan itu pun akan berdampak positif bagi Kabupaten Samosir, yang berada di tengah Danau Toba. Makanya, dia meminta Pemkab Samosir agar tanggap melihat berbagai peluang dan mengumumkannya kepada penduduk Samosir, seperti F1H2O, meskipun kegiatan itu berlangsung di kabupaten lain di kawasan Danau Toba.
Selain Donald, Marco Siringoringo juga mengkritik Pemkab Samosir sehubungan dengan F1H2O. Pengusaha dari Kecamatan Nainggolan ini mengaku kecewa karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan Pemkab Samosir terhadap kalangan pengusaha di Samosir.
Setelah tiba di Balige, Marco mendapat informasi dari warga Balige bahwa ternyata masyarakat umum diizinkan menonton F1H2O dari atas kapal penumpang di Danau Toba dengan jarak aman yang ditentukan panitia lomba. Sementara itu, pengusaha kapal di Kecamatan Nainggolan hanya mendapat imbauan agar menjauhi lokasi pendaratan pesawat amfibi di danau, tapi tidak diberi tahu apakah boleh menonton F1H2O dari atas kapal. Kemudian pada hari ini, Minggu, 26 Februari 2023, Marco Siringoringo menghubungi Batak Raya dan mengatakan tujuh kapal dari Nainggolan sudah berlayar membawa warga Samosir untuk menonton F1H2O dari tengah danau.
Mengenai hal ini, Batak Raya mendapat informasi dari Tunggul Sinaga, Asisten Pemerintahan di kantor Bupati Samosir. “Beberapa kali dilakukan Zoom meeting dengan panitia, tidak diperkenankan menonton dari kapal, dan memang tidak ada side event di Samosir,” katanya melalui pesan instan, Minggu.
Magdalena Sitinjak duduk di tribune sederhana buatan warga di pantai Lumban Silintong, Balige, Toba, menonton sesi latihan pembalap F1H2O. (Foto: Hayun Gultom) |
Menurut anggota DPRD Kabupaten Samosir, Magdalena Nurainy Sitinjak, yang juga datang ke Balige untuk menonton F1 Powerboat, kejuaraan dunia ini diyakininya dapat memajukan pariwisata Danau Toba dan ekonomi masyarakat. Karena itu, dia berharap agar lomba perahu cepat F1H2O dilaksanakan di Samosir pada waktu mendatang, seperti di lokasi Water Front City, yang kini sedang dibangun di Pangururan dan akan selesai akhir tahun 2023. ❑