Langsung ke konten utama

Ayah Bripka Arfan Saragih: Belum Ada Hasil Autopsi, Kok Dinyatakan Bunuh Diri?

PANGURURAN, Batak Raya—Kematian anggota Polres Samosir Bripka Arfan Saragih (36 tahun) dinilai tidak wajar oleh keluarganya. Mereka mengatakan ada sejumlah kejanggalan pada jasad Arfan, dan mereka tidak percaya kepada pernyataan polisi bahwa Arfan meninggal tersebab bunuh diri.

Jeni Simorangkir, istri almarhum Bripka Arfan Saragih, setelah mendatangi Polres Samosir bersama penasihat hukumnya. (Foto: Hayun Gultom)

Hal tersebut dikatakan oleh ayah Bripka Arfan Saragih, Fince Saragih, dan istri almarhum, Jeni Simorangkir, kepada Batak Raya dalam dua kesempatan wawancara di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara.

Menurut Fince Saragih, saat jenazah putranya ditemukan oleh polisi pada 6 Februari 2023 di Hutaginjang, Sianjurmulamula, Samosir, kondisinya sangat mengenaskan. Fince melihat sebelah wajah anaknya menghitam. Kupingnya berdarah. Bagian belakang kepalanya juga berdarah dan melunak. Pada lehernya terdapat luka tusuk dan “seperti terbakar.”

Dengan kondisi seperti itu, pihak keluarga menduga Bripka Arfan Saragih sengaja dibunuh, bukan bunuh diri seperti dikatakan polisi.

Fince juga kecewa karena putranya dikuburkan tanpa upacara secara kedinasan Polri di kampung mereka di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Simalungun, 8 Februari 2023 sekitar pukul 22.00. Menurut Fince, waktu itu ada anggota Polres Samosir mengatakan putranya diduga bunuh diri sehingga pemakaman secara kedinasan tidak boleh dilakukan.

“Padahal saat itu belum ada hasil autopsi, kenapa anak saya langsung dinyatakan bunuh diri?” kata Fince Saragih pada Senin kemarin, 13 Maret 2023, setelah berkunjung ke Polres Samosir bersama dengan menantunya, Jeni Simorangkir, dan penasihat hukumnya. Mereka datang terkait dengan hasil pemeriksaan forensik jenazah Arfan.

Jeni Simorangkir juga tidak percaya akan klaim polisi tersebut. “Tidak mungkin suamiku bunuh diri. Aku selalu ada untuk dia,” katanya, 5 Maret 2023 lalu, ketika mempersiapkan diri untuk pindah ke rumah orang tuanya di Medan.

Jeni menyebut Arfan suami yang baik dan ayah penyayang bagi kedua putranya. “Ketika anakku tanya ‘kenapa Papi mati?’, terpaksa aku bohong ‘jatuh naik motor,’ karena sedikit pun aku tidak yakin dia bunuh diri,” katanya. Kemudian dengan pikiran yang polos, anaknya meminta Jeni “buanglah motor itu, Mami jangan naik motor, nanti Mami mati kayak Papi.”

Mengenai pendapat keluarga Bripka Arfan Saragih bahwa almarhum bukan mati bunuh diri, pihak Polres Samosir belum berkomentar. Humas Polres, yang ditanya Batak Raya lewat pesan instan, membalas bahwa Selasa pagi ini, 14 Maret 2023, akan ada konferensi pers perihal “penyebab kematian almarhum” dan “perkara penggelapan di UPT Samsat Pangururan.” ❑

Postingan populer dari blog ini

Jejak Jahat Hayun Gultom

Yang empunya tabloid Batak Raya , Hayun Gultom, pernah menjadi wartawan bedebah dan aktivis bajingan. Dalam sakunya ada jutaan rupiah uang tutup mulut dari pejabat bejat, tetapi dia mesti meminjam Rp200 ribu duit halal untuk membeli susu bagi anaknya. Dia berupaya agar terbebas dari simpul mati kemunafikan kaum “maling berteriak maling” di dunia aktivisme dan jurnalisme. ⸻⸻ Peringatan: karya tulis jurnalistik yang berupa memoar ini amat panjang sehingga Anda perlu waktu senggang untuk menakliknya dengan tenang.  Kalau Anda taksetuju dengan laku lancung oknum aktivis dan jurnalis pemeras, sebarkanlah tulisan ini kepada publik lewat Facebook, grup WhatsApp, dsb. Hayun Gultom duduk beristirahat dalam perjalanan turun di Gunung Pusuk Buhit di Kabupaten Samosir, 2013. (Foto: arsip Koran Toba ) Suatu malam pada Maret 2016 Hayun Gultom singgah di tempat saya di Balige, Kabupaten Toba, dalam perjalanan dari Kabupaten Samosir menuju ke Kabupaten Tapanuli Utara. Sembari minum kopi, kami pun ...

Freddy Situmorang dan Andreas Simbolon Sudah Bersiap Mendaftar ke KPU Samosir

Pangururan, BATAK RAYA—Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Lamhot Situmorang (berusia 35 tahun), dan bakal calon wakil bupati Andreas Bolivi Simbolon (27 tahun), sudah bersiap untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, guna mengikuti pilkada pada 27 November 2024. Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Situmorang (kiri), dan calon wakil bupati Andreas Simbolon. (Foto: tim Energi Baru) Jhony Naibaho , ketua tim pemenangan Freddy-Andreas, pasangan yang memiliki slogan “Energi Baru”, mengatakan segalanya sudah dipersiapkan dengan matang untuk pendaftaran ke kantor KPU Samosir pada Rabu, 28 Agustus 2024. “Yang pertama, tentunya rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat. Persyaratan lain yang diperlukan untuk pendaftaran juga sudah kami siapkan,” kata Jhony kepada Batak Raya di posko Energi Baru di Pangururan, Senin, 26 Agustus. Menurut sekretaris tim Energi Baru, Jabiat Sagala, pada hari Rabu nanti ribuan orang angg...

Tersebab 11 “Dosa yang Dicari-cari,” Dokter PNS di Samosir Dipecat Bupati

Pangururan, BATAK RAYA —Bilmar Delano Sidabutar (33), dokter yang menjadi PNS sejak 2016 di Kabupaten Samosir, dipecat oleh Bupati dengan sebelas alasan. “Fitnah. Kesalahanku dicari-cari. Ada tawaran berdamai, tapi saya tidak tertarik. Akan kutuntut sampai puncak,” kata dr. Bilmar. Dokter Bilmar Delano Sidabutar (Foto: dokumen pribadi) Justru pada saat masih kurangnya tenaga dokter di Kabupaten Samosir, Bupati Vandiko Gultom nekat memberhentikan dr. Bilmar Sidabutar sebagai pegawai negeri sipil berdasarkan surat keputusan yang diteken Bupati pada 2 Agustus 2024. Jabatan terakhir Bilmar ialah dokter ahli muda di Puskesmas Limbong, Kecamatan Sianjurmulamula. Sebelum itu, dia bertugas sebagai kepala Puskesmas Harian, Kecamatan Harian. Menurut surat keputusan (SK) Bupati, dr. Bilmar “telah terbukti dengan sengaja melakukan” sebelas kesalahan, tetapi Bilmar membantah semuanya. “Sebelas dosa besar” dr. Bilmar Sidabutar Berikut rincian sebelas kesalahan Bilmar seperti tercantum dalam surat ke...