Langsung ke konten utama

Pajak Kendaraan Ratusan Warga Tertipu di Samsat Pangururan Harus Diputihkan

PANGURURAN, Batak Raya—Ratusan warga Kabupaten Samosir kena tipu oknum polisi dan pegawai honorer di kantor Unit Pelaksana Teknis Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (UPT Samsat) Pangururan pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Sumatra Utara. Sejak tahun 2018, warga membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) kepada oknum petugas Samsat, yang totalnya ditaksir lebih dari Rp2,5 miliar, dan mereka menerima bukti pembayaran yang ternyata palsu.

Dari kiri, Kanit Regident Samsat Pangururan, Aiptu Surung Sagala, bersama dengan dua warga Samosir, Bonjol Naibaho dan Pamog Simbolon. (Foto: Hayun Gultom)

Menurut dua orang di antara ratusan wajib pajak yang tertipu, Pamog Simbolon dan Bonjol Naibaho, mereka menyerahkan uang PKB kepada anggota Polres Samosir yang bertugas di Samsat Pangururan berinisial Bripka AS, yang ditemukan tewas pada 6 Februari 2023.

Pamog Simbolon, yang tidak pernah terlambat membayar PKB, sudah membayar hampir Rp60 juta dalam empat tahun terakhir. Tapi uang pajak yang dia bayarkan di kantor Samsat Pangururan itu ternyata tidak disetorkan oleh petugas Samsat ke Bank Sumut. Begitu kasus korupsi pajak ini mencuat pada Januari 2023, Pamog pun mengecek aplikasi pajak, dan ternyata dia menunggak PKB semua mobilnya.

Menurut dia, Samsat Pangururan harus bertanggung jawab dalam pemutihan semua PKB yang telah disetorkan oleh ratusan wajib pajak di Kabupaten Samosir. “Kalau saya disuruh harus bayar lagi, ini sudah keterlaluan,” katanya kepada Batak Raya, 10 Maret 2023, di kantor Samsat Pangururan.

Menurut Pamog Simbolon, selama bertahun-tahun pelayanan di kantor Samsat Pangururan memang amburadul. “Tidak ada petugas di loket, mereka menunggu di kedai,” katanya. “Kalau pemilik kendaraan datang, petugas langsung menemui dan meminta berkas. Mereka adalah pegawai yang ditugaskan secara sah di Samsat.”

Cerita serupa disampaikan Bonjol Naibaho, yang tertipu dalam pembayaran pajak kendaraan sebesar Rp15 juta. Waktu itu dia menyerahkan biaya PKB dan berkasnya kepada si oknum di ruang tamu Samsat Pangururan, karena takada petugas yang bersiaga di loket. “Sekarang kok jadi begini, pegawai Samsat menipu masyarakat di kantor Samsat bertahun-tahun. Saya tidak mau kalau harus bayar lagi,” katanya.

Sikap Pamog Simbolon dan Bonjol Naibaho yang tidak bersedia membayar kembali PKB-nya, yang digelapkan si oknum, dinilai tepat oleh pengamat hukum Franki Rajagukguk. Sebaliknya, menurut sarjana hukum dari Universitas Sumatera Utara angkatan 1995 ini, langkah Samsat Pangururan untuk hanya memberikan potongan denda hingga 85 persen, tapi pokok pajak tetap ditanggung oleh para korban penipuan, merupakan kebijakan yang taksesuai dengan logika hukum.

“Itu namanya masyarakat sudah ditipu oleh oknum pegawai Samsat, tapi dihukum pula untuk tetap membayar,” kata Franki Rajagukguk kepada Batak Raya di Pangururan, 17 Maret 2023.

Franki Rajagukguk. (Foto: Hayun Gultom)

Dia mendesak UPT Samsat Pangururan, Bapenda Sumatra Utara, agar segera memutihkan semua pajak kendaraan ratusan warga Samosir yang telah menyerahkan uang PKB kepada oknum-oknum korup di kantor Samsat. Dalam hal itu, dia tidak setuju apabila warga disalahkan.

Selama bertahun-tahun, kata Franki, warga Samosir terbiasa membayar PKB kepada Bripka AS; Edgar Tambunan alias Acong, yang kini dicari polisi; dan beberapa pegawai Samsat lainnya yang telah diperiksa polisi dalam kasus penggelapan pajak kendaraan ini. Semua oknum tersebut adalah orang-dalam Samsat, bukan orang luar. Almarhum Bripka AS merupakan anggota Polres Samosir yang ditugaskan di Samsat, dan Acong ditempatkan oleh Bapenda Sumut.

“Mobil Pemkab Samosir atas nama Bupati Samosir pajaknya pun diurus kepada Bripka AS,” kata Franki Rajagukguk, yang juga dikenal sebagai pegiat jurnalisme warga di YouTube.

Dia menduga ada oknum-oknum lain yang terlibat dalam penggelapan pajak ini. Contohnya, Bripka AS tidak mungkin bisa menipu wajib pajak kalau Bendahara Pengurusan Barang Samsat Pangururan tidak mengeluarkan blangko surat ketetapan pajak daerah (SKPD), karena di rumah Bripka AS tidak ada penemuan blangko. Kemudian Bendahara takkan mendapat blangko SKPD dari Bapenda Provinsi Sumut kalau bukan atas permohonan Kepala UPT Samsat.

Dengan begitu, Kepala UPT Samsat Pangururan seharusnya tahu adanya ketaksesuaian jumlah blangko terpakai dengan jumlah penerimaan pajak. Pihak Bapenda Sumut pun, kata Franki, semestinya sudah tahu karena selama bertahun-tahun blangko SKPD yang mereka kirimkan ke Samsat Pangururan tidak sebanding dengan target pajak yang masuk ke dalam kas daerah Sumut.

“Dinas Pendapatan Kabupaten Samosir juga sepatutnya curiga terhadap rendahnya pendapatan bagi hasil dari Provinsi atas pajak kendaraan bermotor, sehingga masalah ini tidak sampai menggurita,” kata Franki Rajagukguk.

Franki sendiri sudah menyurati DPRD Kabupaten Samosir agar melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Samsat Pangururan atau pihak Bapenda Sumut. Tujuannya supaya ratusan orang wajib pajak yang tertipu oleh oknum Samsat bisa memperoleh hak-haknya, dan tidak dibebani membayar kembali pajak kendaraannya.

Upaya Franki meminta DPRD Samosir mengadakan RDP tersebut sehubungan dengan informasi yang diperoleh Batak Raya dari Kepala UPT Samsat Pangururan yang baru menjabat, Denni Meliala, bahwa Samsat hanya bisa mengurangi denda PKB sebesar 50 persen hingga 85 persen, sedangkan pokok pajak tetap harus dibayar kembali oleh ratusan warga yang tertipu itu.

Sebelumnya, pada 10 Maret dan 13 Maret 2023, Batak Raya sudah mewawancarai sejumlah pegawai di kantor Samsat Pangururan, termasuk salah satu oknum yang terlibat penipuan pajak bernama Ranto. Dia mengaku sudah beberapa kali diperiksa di kantor polisi, dan sudah melunasi PKB yang tadinya tidak dia setorkan. “Sekitar Rp20 juta, dan sudah saya selesaikan,” katanya.

Hal itu dibenarkan oleh Kanit Regident Samsat Pangururan, Aiptu Surung Sagala. Katanya, uang pajak yang sempat digelapkan oleh tiga pegawai harian lepas di kantor Samsat, yaitu Ranto, David, dan Benri, sudah dilunaskan oleh ketiganya. Jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan uang pajak yang digelapkan Edgar Tambunan alias Acong, yang sudah kabur sejak Desember 2022, dan Bripka AS, yang meninggal dunia pada Februari 2023.

Menurut Kepala Tata Usaha Samsat Pangururan yang juga baru menjabat, Arta Ruth Siringoringo, dari tahun 2019 hingga 2022 kantor Samsat ini tidak mencapai target pajak. Pegawai di sana juga kurang. Tidak ada kepala tata usaha dan kepala bidang penagihan. Staf tidak ada, dan petugas loket pun kurang.

Pada 5 Maret lalu istri almarhum Bripka AS, Jeni Simorangkir, mengatakan kepada Batak Raya bahwa sebelum suaminya meninggal, mereka sudah membayarkan uang pajak kendaraan sebesar Rp750 juta dengan menjual rumahnya di Samosir dan meminjam uang dari bank. ❑

Postingan populer dari blog ini

Jejak Jahat Hayun Gultom

Yang empunya tabloid Batak Raya , Hayun Gultom, pernah menjadi wartawan bedebah dan aktivis bajingan. Dalam sakunya ada jutaan rupiah uang tutup mulut dari pejabat bejat, tetapi dia mesti meminjam Rp200 ribu duit halal untuk membeli susu bagi anaknya. Dia berupaya agar terbebas dari simpul mati kemunafikan kaum “maling berteriak maling” di dunia aktivisme dan jurnalisme. ⸻⸻ Peringatan: karya tulis jurnalistik yang berupa memoar ini amat panjang sehingga Anda perlu waktu senggang untuk menakliknya dengan tenang.  Kalau Anda taksetuju dengan laku lancung oknum aktivis dan jurnalis pemeras, sebarkanlah tulisan ini kepada publik lewat Facebook, grup WhatsApp, dsb. Hayun Gultom duduk beristirahat dalam perjalanan turun di Gunung Pusuk Buhit di Kabupaten Samosir, 2013. (Foto: arsip Koran Toba ) Suatu malam pada Maret 2016 Hayun Gultom singgah di tempat saya di Balige, Kabupaten Toba, dalam perjalanan dari Kabupaten Samosir menuju ke Kabupaten Tapanuli Utara. Sembari minum kopi, kami pun ...

Freddy Situmorang dan Andreas Simbolon Sudah Bersiap Mendaftar ke KPU Samosir

Pangururan, BATAK RAYA—Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Lamhot Situmorang (berusia 35 tahun), dan bakal calon wakil bupati Andreas Bolivi Simbolon (27 tahun), sudah bersiap untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, guna mengikuti pilkada pada 27 November 2024. Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Situmorang (kiri), dan calon wakil bupati Andreas Simbolon. (Foto: tim Energi Baru) Jhony Naibaho , ketua tim pemenangan Freddy-Andreas, pasangan yang memiliki slogan “Energi Baru”, mengatakan segalanya sudah dipersiapkan dengan matang untuk pendaftaran ke kantor KPU Samosir pada Rabu, 28 Agustus 2024. “Yang pertama, tentunya rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat. Persyaratan lain yang diperlukan untuk pendaftaran juga sudah kami siapkan,” kata Jhony kepada Batak Raya di posko Energi Baru di Pangururan, Senin, 26 Agustus. Menurut sekretaris tim Energi Baru, Jabiat Sagala, pada hari Rabu nanti ribuan orang angg...

Tersebab 11 “Dosa yang Dicari-cari,” Dokter PNS di Samosir Dipecat Bupati

Pangururan, BATAK RAYA —Bilmar Delano Sidabutar (33), dokter yang menjadi PNS sejak 2016 di Kabupaten Samosir, dipecat oleh Bupati dengan sebelas alasan. “Fitnah. Kesalahanku dicari-cari. Ada tawaran berdamai, tapi saya tidak tertarik. Akan kutuntut sampai puncak,” kata dr. Bilmar. Dokter Bilmar Delano Sidabutar (Foto: dokumen pribadi) Justru pada saat masih kurangnya tenaga dokter di Kabupaten Samosir, Bupati Vandiko Gultom nekat memberhentikan dr. Bilmar Sidabutar sebagai pegawai negeri sipil berdasarkan surat keputusan yang diteken Bupati pada 2 Agustus 2024. Jabatan terakhir Bilmar ialah dokter ahli muda di Puskesmas Limbong, Kecamatan Sianjurmulamula. Sebelum itu, dia bertugas sebagai kepala Puskesmas Harian, Kecamatan Harian. Menurut surat keputusan (SK) Bupati, dr. Bilmar “telah terbukti dengan sengaja melakukan” sebelas kesalahan, tetapi Bilmar membantah semuanya. “Sebelas dosa besar” dr. Bilmar Sidabutar Berikut rincian sebelas kesalahan Bilmar seperti tercantum dalam surat ke...