Langsung ke konten utama

Verisa Sinaga Terkakak-kakak Ditanya “Nikah karena Kecelakaan?”

Pangururan, BATAK RAYA—Verisa Sinaga, istri Freddy Situmorang, memaklumi suaminya selaku calon Bupati Samosir sudah menjadi “milik publik”, sehingga dia dan Freddy mesti siap dikritik dan ditanyai soal rekam jejak kehidupan mereka. Namun, khusus soal anaknya, yang masih di bawah umur, Verisa menjaga privasi.

Verisa Sinaga (berbaju putih) menghadiri perayaan hari ulang tahun beberapa anggota Koalisi Wanita Samosir yang lahir pada bulan September. (Foto: Kita Samosir)

Dalam wawancara profil dengan Batak Raya pada 28 September 2024 di Pangururan, perempuan berusia 33 tahun itu menceritakan riwayat hidupnya secara gamblang. Dia menjawab semua pertanyaan dengan santai. Bahkan, berkali-kali dia tertawa terbahak-bahak sewaktu Batak Raya mengajukan pertanyaan pancingan.

Verisa Sinaga merupakan anak sulung dari empat bersaudara dengan orang tua yang kehidupan sosial dan ekonominya amat mapan. Di rumah orang tuanya di Bekasi, segala urusan rumah tangga, dari memasak hingga menyetrika baju, dikerjakan oleh pembantu.

Verisa berterus terang bahwa dulu, pada masa remaja, sedikit pun dia tidak mengerti masak-memasak. Dia juga tidak pandai menata kecantikan diri sendiri selaku anak gadis.

Dia taktahu menggunakan pelbagai kosmetik wanita. Bahkan, setelah menjadi mahasiswi S-1, dia belum paham juga bagaimana cara bermekap.

Yang dia tahu “paling cuma pakai bedak Mars,” katanya, “karena memang waktu itu enggak terlalu mikirin penampilan.”

Bedak tabur Marcks, yang lebih populer dengan nama bedak Mars, adalah produksi asli Indonesia sejak 50 tahun silam. Sampai sekarang, pupur klasik ini masih populer dan dijual dengan harga yang sangat murah dibandingkan bedak modern.

“Bedak anak kos itu, ya?” kata Batak Raya.

Seketika gelak manis Verisa meledak: “Iya, ha-ha-ha.”

“Yang kotaknya bulat? Ada gambar perempuan di depannya? Warna merah jambu?” tanya Batak Raya lagi. “Biar hemat, kotaknya dibolong-bolongin, kan?”

Mendengar pertanyaan penegasan itu, Verisa kembali tertawa terpingkal-pingkal.

PACARAN DENGAN FREDDY SITUMORANG

Pada hari ulang tahun ke-23, Verisa Sinaga mendapat pesan instan dari sahabatnya, seorang perempuan, yang ingin mengenalkan Verisa dengan seorang laki-laki Batak. Namun, waktu itu belum dijelaskan siapa lelaki dimaksud.

Dua hari kemudian, Verisa dipertemukan dengan Freddy Situmorang, yang berprofesi pengacara. Dalam perjumpaan pertama itu, kesan perasaan Verisa terhadap Freddy “biasa saja.”

Hari demi hari berlalu, keduanya pun saling jatuh cinta. Mereka sempat berpacaran selama delapan bulan sebelum akhirnya menikah pada 2015.

Sebenarnya, menjelang pernikahan itu, Verisa, yang baru kelar kuliah dan meraih gelar sarjana, sudah mendapat beberapa tawaran kerja. Akan tetapi, kata Freddy kepada dia, “Enggak usah kamu kerja. Kita menikah saja.”

Dengan memutuskan menjadi ibu rumah tangga, Verisa tahu diri bahwa dia tidak terampil dalam berbagai urusan domestik dan kosmetik. Oleh karena itu, dia pun “belajar masak, les mekap. Pokoknya belajar semua dari awal,” katanya.

Untuk mengisi waktu luangnya yang banyak, dia melanjutkan pendidikan dengan kuliah magister (S-2) di Universitas Indonesia.

“Ngambil program Administrasi Publik. Belajar ilmu administrasi pemerintahan yang berkaitan dengan dunia bisnis,” kata Verisa Sinaga.

Begitu meraih gelar magister, anak pertamanya pun lahir.

“Tapi Ibu menikah bukan karena ‘kecelakaan’, kan?” tanya Batak Raya bersenda gurau.

Verisa langsung tertawa tergelak-gelak. “Enggaklah. Kan, empat tahun baru punya anak,” katanya.

Nama si anak disebutkan Verisa dalam wawancara Batak Raya, tetapi dia minta agar tidak dipublikasikan. Memang dia benar-benar menjaga privasi anaknya yang masih di bawah umur itu. Dalam kegiatan kampanye pilkada Samosir pun, dia dan suaminya tidak pernah membawa anaknya ke muka publik, bahkan tidak pernah menyebut namanya.

Sembari mengurus anak, Verisa juga masih punya waktu bekerja dari rumah untuk mengurus bisnis apartemen, rumah kos-kosan, dan sebuah perseroan terbatas (PT) yang dia dirikan dalam bidang pengadaan barang dan jasa untuk kapal tanker.

Verisa Sinaga menjenguk warga yang sakit di Desa Sitaotao, Kecamatan Pangururan. (Foto: Kita Samosir)

PENGALAMAN DI SULAWESI UTARA

Selama satu setengah tahun pada 2021–2023, suami Verisa, pengacara Freddy Situmorang, bekerja di Provinsi Sulawesi Utara untuk membela kelompok masyarakat yang beperkara melawan perusahaan besar dalam sengketa lahan. Kasus yang melibatkan mafia tanah itu akhirnya dimenangkan oleh kubu masyarakat yang dibela Freddy.

Selama suaminya mengurusi perkara hukum tersebut, Verisa Sinaga juga sering datang ke Sulawesi Utara.

Pada suatu hari, mereka berdua mengunjungi sebuah objek wisata danau di sana. “Indah banget, mirip banget dengan Danau Toba di Samosir. Tapi bersih, tenang,” kata Verisa. “Kita pikir-pikir, ‘Eh, Samosir bisa enggak, ya, kita bikin kayak gini.’ Tapi waktu itu belum kepikiran soal pilkada.”

Sekitar satu tahun berikutnya, komunitas marga Situmorang di Kabupaten Samosir mengadakan pesta perayaan Tahun Baru 2024. Dalam acara ini, mereka mendoakan beberapa orang calon anggota DPRD Samosir bermarga Situmorang dari pelbagai partai politik yang berbeda, yang kemudian ternyata terpilih dalam pemilu legislatif.

Dalam acara itu juga muncul gagasan agar salah satu keturunan marga Situmorang mengikuti pemilihan kepala daerah di Kabupaten Samosir.

Beberapa hari kemudian, para tetua Situmorang bersepakat mengusulkan Freddy Situmorang sebagai kandidat Wakil Bupati Samosir, yang berpasangan dengan Edison Sinaga sebagai calon bupati. Akan tetapi, kemudian Edison batal maju.

Akhirnya, Freddy Situmorang (kini berumur 35 tahun) diajukan menjadi calon bupati, yang dipasangkan dengan Andreas Simbolon (27 tahun).

Ketika pertama kali mendengar ide bahwa suaminya bakal menjadi calon wakil bupati, Verisa Sinaga sempat menghitung-hitung berapa penghasilan bulanan seorang wakil bupati. Dia mendapat angka sekitar Rp30 juta.

Pada awalnya, Verisa tidak setuju, karena menurutnya angka itu terlalu kecil jika dibandingkan dengan penghasilannya dalam bidang bisnis. Tapi kemudian Freddy menjelaskan bahwa menjadi bupati, apalagi di kampung halaman sendiri, bukanlah untuk mencari untung pribadi, melainkan membangun kesejahteraan masyarakat umum.

Lantas Verisa teringat akan pengalaman dan obrolan mereka berdua ketika menyaksikan objek wisata danau di Sulawesi Utara. Akhirnya, dia pun bisa memahami alasan suaminya ingin menjadi bupati di Samosir.


PESTA ULANG TAHUN TIAP BULAN

Begitu Freddy Situmorang mengikuti tahapan pilkada Samosir, Verisa Sinaga membentuk Koalisi Wanita Samosir (Kita Samosir), yang keanggotaannya bersifat terbuka bagi seluruh kalangan ibu di Kabupaten Samosir. Tujuan pokok organisasi ini adalah sebagai saluran aspirasi dan wadah perjuangan agar suara perempuan lebih diperhatikan oleh pemerintah.

Salah satu program rutin Koalisi Wanita Samosir untuk saat ini ialah merayakan hari ulang tahun setiap anggotanya. Semua anggota yang lahir pada bulan yang sama dibuatkan acara pesta perayaan sekaligus.

Program ini sudah dilakukan beberapa kali. Yang terakhir pada 30 September 2024, untuk merayakan ulang tahun delapan orang anggota Kita Samosir. Mereka makan-makan enak, dan ada pemberian kado ulang tahun.

Ada juga anggota Koalisi yang menangis terharu karena sebelumnya tidak pernah merayakan ulang tahunnya sendiri.

VERISA SINAGA CEPAT BELAJAR

Pada sesi akhir wawancara, Batak Raya menanya apa pengalaman atau kesan personal bagi Verisa Sinaga selama mendampingi suaminya, Freddy Situmorang, dalam mengikuti proses pilkada.

Tanpa berpikir panjang, Verisa mengatakan: “Tidak semua kritikan yang pedas itu negatif. Ternyata bisa juga positif. Baik dan buruk itu tergantung [sudut pandang] kita.”

“Puji Tuhan, saya cepat belajar, ha-ha-ha,” kata Verisa Sinaga, yang suka membaca puisi sejak masa SD hingga SMA, termasuk dalam kegiatan gerejawi.

Verisa boru Sinaga, istri Freddy Situmorang. (Foto: Hayun Gultom)

Berikut salah satu puisi kesukaan Verisa, yang dia kirim kepada Batak Raya menjelang terbitnya berita ini, Senin malam, 7 Oktober. Puisi ini pernah dibawakan Verisa dalam lomba baca puisi semasa remaja.

KEBEBASAN
Karya Moh. Yamin

Kebebasan memberi kesejukan di bumi pertiwi //
Bebas tanpa jerit penindasan //
Bebas dari deru keadaan //

Kini anak manusia tersenyum bahagia //
Problematika kemerdekaan telah lewat //
Anak negeri mudah menggapai mimpi //
Tak sekeras kerja rodi melelahkan diri //

Kita telah bebas melindungi //
Tanah Air sudah berada di tempat yang berdaulat //
Kita bisa satukan bangsa //
Sampai Indonesia terus berjaya.

Postingan populer dari blog ini

Freddy Situmorang dan Andreas Simbolon Sudah Bersiap Mendaftar ke KPU Samosir

Pangururan, BATAK RAYA—Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Lamhot Situmorang (berusia 35 tahun), dan bakal calon wakil bupati Andreas Bolivi Simbolon (27 tahun), sudah bersiap untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, guna mengikuti pilkada pada 27 November 2024. Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Situmorang (kiri), dan calon wakil bupati Andreas Simbolon. (Foto: tim Energi Baru) Jhony Naibaho , ketua tim pemenangan Freddy-Andreas, pasangan yang memiliki slogan “Energi Baru”, mengatakan segalanya sudah dipersiapkan dengan matang untuk pendaftaran ke kantor KPU Samosir pada Rabu, 28 Agustus 2024. “Yang pertama, tentunya rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat. Persyaratan lain yang diperlukan untuk pendaftaran juga sudah kami siapkan,” kata Jhony kepada Batak Raya di posko Energi Baru di Pangururan, Senin, 26 Agustus. Menurut sekretaris tim Energi Baru, Jabiat Sagala, pada hari Rabu nanti ribuan orang angg

Jika Freddy Situmorang Jadi Bupati, Rapidin “Menggiring Anggaran” ke Samosir

ADVERTORIAL—Bakal calon Bupati Samosir dari PDIP Freddy Paulus Situmorang akan berpasangan dengan Andreas Bolivi Simbolon. Anggota DPR terpilih Rapidin Simbolon akan membantu Freddy dengan APBN dan APBD Sumut. Regu penggerak pemilih Freddy Situmorang dikukuhkan di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, 14 Juli. (Foto: Energi Baru Samosir) Sudah menjadi rahasia umum, selama ini banyak bupati dan wali kota di Indonesia yang tidak bisa maksimal membangun daerahnya karena kesulitan memperoleh anggaran pembangunan dari APBN. Kepala daerah mesti punya kemampuan melobi kementerian, antara lain melalui pengaruh politik anggota DPR. Inilah salah satu keunggulan Freddy Situmorang, yang punya slogan “energi baru”, dibandingkan kandidat lainnya. Dia sudah mendapat dukungan penuh dari politikus nasional Rapidin Simbolon, anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029, yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatra Utara. Sokongan penuh Rapidin ini dia ucapkan sendiri ketika menghadiri pengukuhan